Kamis, 12 Juni 2014

Miko dan Penyakitnya

Gue kenal Miko sekitar tahun 1998 pas terbentuk 4U Band, tapi cerita pertemanan gw dulu ampe sekarang sama dia nanti aja di blog lain. Sekarang yang mau gw ceritain adalah tentang penyakit dia yang sedang dialami Miko.

Miko dulu sering minum soft drink, terutama Coca Cola. Buat dia Coke udah kayak air putih, nyaris gak pernah minum air putih sama sekali. Kita-kita sebagai temannya udah berkali-kali ampe bosen kali ngingetin dia untuk berhenti minum coke berlebihan tapi cuman iya iya aja jawabannya. Kalo lagi ada event diluar kota sering banget dia beli kemasan yang 1,5 liter sebanyak 2 botol untuk dia sendiri.

Kalo dari riwayat keluarganya ada bawaan diabetes di keluarga Miko, beberapa tahun yang lalu dia kehilangan mba Chachan kakaknya karena komplikasi. Akhirnya Miko pun terkena diabetes. Tapi karena dia bandel tetep aja pola hidup dia ngga dijaga, makin lama makin berkembang diabetesnya. Dimulai dari telapak jempol kakinya terkena sesuatu akhirnya luka. Lukanya makin lama makin membusuk karena diabetesnya, dan kaki yang lain terkena juga.
Sempet dibawa ke dokter lalu disaranin untuk diamputasi tapi Mikonya nggak mau karena yakin masih bisa hanya dengan membuang daging yang busuknya aja.


Di rumah sakit Jakarta

Tahun 2010 Miko kecelakaan di jalan Sudirman depan hotel Sahid, dibawa ke RS Jakarta. Kebetulan rumah sakit ini adalah spesialisasi tulang, kakinya Miko yang luka karena diabetes sekalian diperiksa akhirnya. Menurut dokter RS Jakarta belon perlu diamputasi karena bisa ditanggulangi dengan hanya membuang daging yang sudah membusuk, akhirnya ditindak operasi kecil disana untuk pembuangan daging yang sudah mati.



Setelah keluar dari RS Jakarta, dia tetep aja membandel dengan pola hidup minum yang manis-manis terutama Coca Cola, makin menjadi-jadi lah penyakitnya dia. Sempet berobat kesana kemari sampe ke alternatif segala yang akhirnya menguras tabungan Miko. Gara-gara penyakit ini pula dia jadi susah main drum yang berdampak ke pekerjaan dia sendiri. Matanya pun terkena glukoma akibat dari diabetesnya, yang paling parah mata kanan.

Tahun 2012 akhirnya Miko dibawa ke pengobatan cina khusus penderita diabetes namanya Klinik Wira Jl. KH. Zainul Arifin No. 59H (Ketapang) Jakarta Kota, disana akhirnya dua jari kaki kanannya yaitu jempol dan jari kedua diamputasi. Setelah amputasi dia tidak kontrol dan berobat dengan teratur, berbulan-bulan lukanya masih tetap basah dan selalu dibungkus dengan perban. Keuangan mereka yang membuat Miko tidak bisa berobat lebih lanjut untuk penyakitnya.

Makin lama kondisi Miko makin menurun yang akhirnya ginjalnya mulai terkena dampak dari diabetesnya. Seluruh tubuhnya mulai membengkak, pernah pas dia lagi main drum tiba-tiba jatuh pingsan. Februari 2014 Miko dibawa ke RS Tebet karena kondisinya makin drop, badannya makin membengkak karena cairan dan matanya makin memburam. Cuman beberapa hari dirawat disana lalu pertengahan april dia masuk RS Tebet lagi.

Dikunjungi Apri Flute dan Leo Perkusi
Abdel dan istrinya Ria datang menjenguk

Untuk membantu biaya berobat Miko atas prakarsa Denni Chaplin dan teman-teman Miko dibuatlah malam dana (Charity) di Space Kemang, alhamdulillah terkumpul dana sebesar Rp 22.000.000,- diluar bantuan yang masuk langsung ke rekening Wida istrinya Miko. Terima kasih banyak buat semua yang sudah membantu terlaksa acara ini dan membantu doa dan dana untuk biaya berobat Miko.




Setelah itu Miko minta pulang karena biaya RS Tebet makin membengkak dan tidak ada kejelasan tindakan dari dokternya. Miko berobat jalan dirumahnya sendiri tapi kadang balik ke RS Tebet untuk pengobatan lasik. Ini ada gue kutip penjelasan dari Fika istri Denni Chaplin yang kebetulan dia ngobrol dengan Wida istri Miko.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Setelah keluar dari RS Tebet kurang lebih dua bulan lalu, kondisi Miko masih tetap harus dijaga, terutama membuang cairan yang memenuhi tubuhnya.Rawat jalan dilakukan dengan menggunakan pengobatan Lasik yangg berfungsi untuk mengeluarkan cairan dalam tubuhnya, karena salah satu fungsi ginjal sudah terganggu, yaitu mengeluarkan cairan tubuh beserta racunnya, kretinin dan ureum, melalui proses pembuangan: keringat, pipis dan bab.

Sejalan dengan itu, Miko pergi ke dokter lain selain di RS Tebet untuk mendapatkan second opinion. Sayangnya rekap medis tidak dibawa, jadi dokter cuma bisa memberikan saran berdasarkan cerita dari miko dan wida, yaitu meneruskan pengobatan Lasik.

Perawatan yang dilakukan dengan Lasik meminta bantuan dari perawat yang di sewa per minggu, karena perlu diinfus untuk lebih efektif. Persiapan alat bantu berupa oksigen dan inhalasi juga sudah dipersiapkan untuk mengantisipasi sesak nafasnya. Namun setelah beberapa kali di Lasik, perawatnya bilang bahwa keluarnya cairan tidak efektif karena kemungkinan adanya sumbatan di saluran pipis, maka disarankan untuk di kateter. Tapi Miko menolak karena trauma sakit di kateter saat di RS Tebet. Akhirnya pengobatan tetap dilakukan walaupun kurang efektif karena ada hambatan dalam pengeluaran cairan dari tubuhnya.

Otomatis hal tersebut malah membuat cairan ditubuhnya semakin banyak, sampai akhirnya Miko muntah-muntah dan sesak nafas. Mereka kembali ke dokter alternatif, bukan ke RS Tebet, karena merasa lebih dekat dan lebih nyaman, kali ini dengan rekam medis lengkap dari pengobatan sebelumnya. Malam itu juga dokter mengharuskan Miko di rawat di RS Mayapada, karena melihat rekam medis dan keadaannya saat itu yang sangat tidak memungkinkan untuk dilakukan rawat jalan atau dengan diberikan obat, karena kemungkinan paru-paru sudah terendam cairan, dan terjadi pembengkakan di seluruh badan Miko. RS tersebut dipilih karena itu adalah rumah sakit dimana dokter tersebut praktek dan juga lebih dekat dari rumah mereka, alternatif lain adalah di medistra.




Miko Di Rumah Sakit Mayapada Lebak Bulus



Kurang lebih seminggu Miko di rawat di RS Mayapada. Menurut keterangan awal harus dirawat kurang lebih seminggu, tetapi pada kenyataannya cairan di paha dan betis sudah mengalami pembekuan dan perlu waktu untuk mencairkan lagi sehingga bisa dikeluarkan. Jadi Miko harus dirawat kurang lebih dua sampai tiga minggu.  Kalo dibiarkan akan mengakibatkan pembusukan dan bisa berakibat fatal, which is diamputasi.

Dokter sangat tidak mengijinkan miko dibawa pulang karena tidak akan efektif dan besar kemungkinan akan lebih parah. Alternatifnya adalah dengan memberikan surat rujukan supaya miko bisa dirawat di RS lain dengan bantuan BPJS dan biaya yang lebih murah. Konsekuensianya adalah ganti dokter, pastinya. Which is blom tau apakah perhatiannya sama dgn dokter sekarang atau tidak. Apapun keputusannya dokter gak punya referensi mana dokter atau RS yang lebih bagus. Dengan kata lain kalo mau pindah RS, pindah dokter dan akan berbeda juga pola dan cara perawatannya...

Kabar baiknya, cairan di tubuh lainnya sudah keluar, Alhamdulillaah. Tp yang jadi crusial adalah yang di kaki. Kakinya sekarang kemeng dan nyeri karena itu adalah proses pencairan dari cairan yang membeku di kaki tersebut. Akhirnya diputuskan untuk tetap di RS Mayapada untuk menuntaskan pengobatannya.

Kesimpulan dari hasil lab dan apa yg perlu diperhatikan untuk kondisi miko sekarang:
 

- Cairan di paru yang sedang dalam tahap dikeluarkan saat ini
- Infeksi saluran pipis positif. Sedang menunggu hasil lebih lanjut karena mau dilihat apakah bakteri penyebab infeksi ini sudah masuk ke ginjal atau belom
- Fungsi ginjal mengalami gangguan karena kebocoran ginjal sekitar 30%
- Terjadi pembekuan di paha dan betis (kaki) akibat cairan yang sudah lama mengendap. Konsekuensinya harus dicairkan dan memakan waktu supaya bisa dikeluarkan. Kalo enggak bisa membusuk dan bisa diamputasi

Pengobatan efektif dilakukan untuk saat ini untuk kondisi di atas adalah dengan menggunakan Lasik, dan dibantu kateter supaya keluar cairannya lebih efektif; dan juga Insulin Albumin. Ada lagi alternatif pengobatan dgn cara penyedotan cairan. Namun cara itu sangat tidak efektif untuk kondisi Miko, karena cuma bisa menanggulangi sedot cairan di perut, sedangkan cairan di tempat lainnya tidak akan keluar. Yang paling parah malahan carian yang di kaki, dan ga bisa pake penyedotan.

Alternatif terakhir adalah Haemodialisis atau cuci darah. Namun ini dilalukan bila sudah tidak ada jalan lain, dengan kata lain pengobatan Lasik sudah tidak mempan. Kalo sekarang Lasik masih sangat efektif jadi tidak diperlukan HD.

Info tersebut di atas adalah info sampai dengan hari Senin, tanggal 9 Juni 2014.

Hari senin, tgl 9 Juni 2014, dilakukan pengambilan darah lagi untuk memantau fungsi ginjal setelah dilakukan pengobatan selama ini.

Selasa tanggal 10 Juni 2014, report lab menyatakan Miko gagal ginjal kurang lebih sudah tidak berfungsi 60%. Maka dokter mengharuskan Miko cuci darah seminggu tiga kali, sambil tetap diobati dengan Lasik dan insulin albumin. Hal ini tidak terjadi dalam waktu semalam. Karena selama seminggu pengobatan sudah sangat maksimal. Namun, pada akhirnya ternyata sudah terjadi penyebaran dan komplikasi dari sekedar diabetes dan kebocoran pada ginjal Miko. Oleh karena itu jalan terakhir yang harus ditempuh adalah dengan melakukan cuci darah atau haemodialisis, yang In Shaa Allah akan lebih efektif mengingat fungsi ginjal yang sudah makin terganggu dan pembengkakan pada kedua kakinya yang bisa berakibat fatal apabila didiamkan.

Keadaan lainnya: muntah, demam dan sesak sudah bisa ditanggulangi, Alhamdulillaah Miko lbh tenang dan dalam keadaan sadar sampai hari ini. Cairan tubuh sudah banyak keluar kurang lebih 2000-3000ml totalnya. Walaupun di bagian paha dan betis belum bisa dikeluarkan akibat sudah membeku.

Karena keterbatasan biaya, dan diagnosa terbaru dari dokter berdasarkan hasil lab terbaru yang menyatakan bahwa Miko gagal ginjal dimana fungsi ginjalnya sudah rusak kurang lebih 60%, dan terjadi pembengkakak di paha dan kaki akibat cairan yang sudah lama tidak dikeluarkan, maka pihak keluarga memutuskan miko dipindahkan ke RSCM, agar bisa memakai BPJS untuk membantu meringankan biaya pengobatan.

Hari rabu, 11 Juni 2014, miko dibawa ke rscm untuk pengobatan selanjutnya.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Proses Miko dari RS Mayapada ke RSCM


Demikian penjelasan dari Fika mengenai keadaan Miko. Miko sampe di IGD RSCM sekitar jam 4 sore



Miko di IGD Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

Alhamdulillah berkat BPJS semua biaya Miko di RSCM sampe pulang free.

Pas sampe di IGD langsung ditindak, salah satunya bagian kakinya di foto rongent. Kamar yang available adalah kelas 3 untuk pasien BPJS tapi itu menunggu instruksi dari dokter dulu baru boleh pindah ke kamar. Untuk kamar kelas 1 waiting list katanya, kalo pake VIP nggak bisa pake BPJS.
 

Miko bilang katanya bijinye gede sekepel tangan. Dia manggil gue ketika ganti popok, disuruh ngeliat sendiri.. beneran segede kepalan tangan orang dewasa.

Suasana IGD

Di pindah ke lorong yang ada oksigennya karena emua ruangan di IGD penuh


Dapet ruangan di pojokan tapi bukan nyari colokan
Pemeriksaan tekanan darah di kaki. Keliatan jari kaki kanan Miko yang diamputasi jempol dan jari kedua

Dia titip salam dan makasi buat perhatian, bantuan dan doa dari temen-temen semua, semoga cepet pulih. Mohon doanya ya. Buat yang mau bantu dana bisa liat di foto paling bawah ini. Sementara ini dulu, kalau ada revisi atau update dari pengobatan Miko akan segera di revisi.



Sabtu, 07 Juni 2014

Nasi Goreng Mafia




Awalnya Wino bass bilang ke gue kalo di Tebet itu ada Nasi Goreng yang enak banget, harga masuk akal dan terjangkau. Gue penasaran kayak apa ini goreng sampe namanya ada embel-embel mafia, belon lagi nama menunya unik-unik dan ada level tingkat kepedesan.

Akhirnya jumat malam tanggal 6 Juni 2014 setelah kita latian langsung meluncur ke TKP, alamatnya di jalan Tebet Raya no.27 D. Bukanya dari jam 10 pagi ampe jam 11 malam. Patokannya gue lupa, nanti gue update lagi.

Singkat kata kita-kita ada berempat langsung duduk dan buka menu, ini foto menunya



Maap ye agak burem, gagal fokus.

Menunya ada: God Father, Bandit, Preman, Gangster, Triad, Yakuza dan Branda. Masing-masing menu punya ciri khas sendiri, jadi tergantung selera kita rempah-rempahnya model yang mana. Gue pilih Brandal, bisa tambah toping, gue pilih telor ceplok. Ada kerupuk kampung juga yang putih, jadi makin nikmat. Minum gue pesen Es Teh Manis, harganya juga murah Rp 4000,-.

Naah, yang menarik adalah ketika ditanya apa level tingkat kepedasannya. Di menu ada:
1. Menenangkan
2. Menggoda
3. Menyesakkan
4. Merisaukan
5. Menyesal
6. Mematikan
Di level kedua ada icon kecil gambar cabe merah satu, berikutnya dua dan seterusnya, itu untuk menunjukan tingkat kepedesan secara visual. Gue bilang ke pelayannya gw pilih yang Merisaukan karena gue suka pedas, temen gue yang lain beberapa sama pesannya.



Akhirnya datang pesanan kita semua, cepat juga pelayanannya nggak pake nunggu lama. Nasi goreng gue kalo yang di foto kiri bawah yang ada telor dadarnya, porsinya sangat cukup dan mengenyangkan dengan satu piring. Langsung Bismillah gue hajaarrrrr...!!!

Braayyyy... maknyuuusssss...!!!! Bener Wino bilang nih enak banget. Level Merisaukan itu bikin gue keringetan ampe basah. Rempah-rempahnya kaya banget, tergantung kita pilihnya apa, super rame. Kalo liat dari twitternya @NasGorMafia level tingkat kepedesan bisa kita tambah lagi, paling tinggi untuk saat ini katanya level 15.

Udah lo cobain deh kesana daripada penasaran, asli bikin ketagihan.

Kamis, 05 Juni 2014

Belon Tau

Gue mau nulis ape dulu ye, bingung nih. Banyak rupanya yang mo ditulis disini. Ntar deh gue pikirin dulu mo yang mane gue tulis

Sepi dan Waktu


Ini pertama kali gue nulis blog atas saran temen-temen gue. Awalnya gue suka posting nyampah di Path dari pikiran atau lagi suasana yang mendukung keluar pikiran-pikiran spontan dan kadang aneh. Kadang-kadang nggak guna, kadang-kadang ada yang baca tulisan gue dan respect ama tulisan gue. Ini salah satu tulisan gue di Path.

Path kalo udeh jam 1 tengah malam mulai sepi, kalo sepi kayak gini bawaannye serius. Malam sepi kayak gini setelah gue berpikir lagi, gue harus bersyukur. Kalo gue mati nanti malah lebih sepi dari segala apa yang paling sepi.

Gue udeh merasa satu jam sekarang dibandingin satu jam 10 tahun yang lalu lebih cepet yang sekarang. Dulu itu 1 jam = 60 menit, tapi sekarang yang gue rasain 1 jam = 40 menit. Artinye bukan jam atau waktu di dunia ini yang makin berputar cepat, tapi jam di tubuh kite yang makin melambat. Terbukti tanpa sadar sebenernye kite merasa umur masih 30an, padahal kenyatannye udeh 40an. Itu bukti tubuh kite melambat.

Jam waktu di dunia nggak berubah sampe kapanpun. Dunia berasa lebih cepat berputar karena kite lambat. Contoh aje lalat, yang cepat itu bukan lalatnye tapi kitenye yang lambat. Kite liat lalat itu cepet terbangnye, tapi kalo lalat liat kite malah sebaliknye, kite yang lambat diliat lalat. Makanye kita susah menangkap lalat karena lalat meliat gerak kita lelet, dia bisa menghindar jadinye.

Tubuh, sel, perasaan, pikiran dll itu yang makin bertambah umur, tapi roh kite sampai kapanpun umurnye nggak berubah. Makanye nanti setelah kite mati semua roh di dunia ini umurnye sama, nggak ada yang tua, nggak ada yang muda.... kekal.

Horor juga pikiran gue tadi soal umur. Yaah buat kilasan aje kalo kite tidak kekal.